bekerja itu sesuatu yang baik.
Banyak cara sebenarnya yang bisa dilakukan untuk mendapatkan
uang. Namun, dari sekian banyak cara, yang paling banyak diminati adalah dengan
jalan bekerja. Ini terbukti dari orientasi sebagai besar orang yang sudah lulus
sekolah atau kuliah, dalam kepalanya pasti mayoritas ingin bekerja. Dengan demikian,
mereka langsung fokus berupaya mendapatkan pekerjaan.
Hal ini masuk akal. Karena pada umumnya, manusia cenderung
menghindari resiko. Ketimbang menjadi pedagang yang lebih banyak resikonya,
jelas bekerja lebih aman. Bekerja adalah kegiatan mengeluarkan jasa kepada
orang lain melalui kegiatan melakukan pekerjaan tertentu dengan imbalan upah. Artinya,
hidup seorang pekerjan dijamin ditangan pemberi kerja.
Terkait hal ini, kebanyakan orang berpikir, bahwa untuk
mendapatkan pekerjaan, jalan satu-satunya adalah dengan membuat surat lamaran
dan mengirimkannya ke berbagai perusahaan yang membuka lowongan pekerjaan. Maka,
banyak yang akhirnya sibuk membuatnya dan berkelana mencari dimana ada
perusahaan yang sedang menyediakan lowongan.
Tak sedikit mereka, terutama mungkin anda yang lulusan baru (fresh graduate), sampai stress karena bingung betapa seringnya lamaran di tolak. Wajar
saja sih.
Namun, tahukah anda? Sebetulnya, tak sedikit juga orang yang
mendapatkan kerja tanpa membuat surat lamaran. Artinya, ia ditawari. Pekerjaan itu
menghampirinya tanpa ia cari. Miminpun sebagai penulis artikel ini, pernah kok
mengalaminya.

Faktor Pekerjaan Itu
Datang


1. Perluas Koneksi

Hubungan (connection)
bisa jadi faktor penentu dompet terisi. Banyak yang mendapatkan kerja melalui
jalur ini. Karena adanya relasi dengan banyak orang. Baik itu keluarga, teman
sekolah, bermain, hingga komunitas.
Bisa jadi, diantara koneksi itu ada yang terkategori seorang
bos, memiliki usaha sendiri, atau memerlukan bantuan pekerja untuk
mengembangkan bisnisnya. Dititik ini, ada kemungkinan anda juga akan di ajak
bekerjasama dengannya.
Sebagian perusahaan juga, pada faktanya ketika mencari
pegawai tidak langsung mem-publish ke
publik. Namun diumumkan terlebih dahulu dikalangan internalnya. Mereka meminta
tolong kepada pegawai lama untuk mencari pekerja baru sesuai rekomendasinya.
Bagi sebagian pemimpin usaha, hal ini akan lebih aman karena
ada pihak yang nantinya menjamin kualitas kerja pegawai barunya, yakni pegawai
lama yang memberi rekomendasi. Tentu ini akan menghindari bias yang mungkin
terjadi ketika proses seleksi karena adanya pelamar yang ketika tes nampak baik
namun nyatanya kinerjanya rendah.

2. Perbaiki Kualitas pribadi

Selain itu, yang melengkapi poin pertama adalah soal
kepribadian. Boleh jadi anda banyak koneksi, namun jika yang terjadi anda
adalah sosok yang bad attitude, maka
jangan harap ada yang menawari anda kerja.
Teman anda yang bos pastinya akan berpikir dua kali mengajak
anda join di usahanya jika ia tau
bahwa anda orang yang bertabiat buruk. Pemalas, suka ingkar janji, tidak
komitmen dengan waktu, atau bahkan pelaku kriminal. Kecuali tentu jika usaha
teman anda yang bos itu membutuhkan karakter semacam itu. Tapi jelas itu
biasanya bukan pekerjaan berkah.
Maka dari itu, penting bagi anda untuk bersikap baik
dimanapun dan kapanpun. Terutama, rajn-rajin memudahkan dan membantu urusan
orang lain. Kita tak pernah tau bisa jadi yang kita tolong itu adalah calon
pebisnis sukses, yang suatu saat mengungkapkan terimakasihnya dengan memberikan
sebuah pekerjaan di saat kita kesulitan. Bukan tak mungkin kan?

3. Tingkatkan Kompetensi

Selain itu, yang tak kalah penting juga kompetensi. Kemampuan
dalam satu beberapa hal, bisa jadi menjadi lebih penting ketimbang kualifikasi
pendidikan. Banyak lulusan sarjana dengan pendidikan mentereng menganggur
karena kompetensi riilnya tidak terlihat.
Sebaliknya, tak sedikit orang dengan pendidikan rendah
direkrut karena ia terdeteksi memiliki keahlian dengan kualitas yang bagus
bahkan di atas rata-rata.
Dunia kerja saat ini perlahan-lahan berubah. Dari fase
dimana ijazah itu sangat dihargai, menjadi fase kompetensi yang lebih dihargai.
Apalagi, ditengah kenyataan bahwa banyak ijazah bodong, rekayasa nilai, dan
sebagainya.
Maka dari itu, bagi anda yang berpendidikan minim, janganlah
berkecil hati. Jika masih ada kesempatan, teruslah belajar dan mengasah
keahlian. Mungkin hasilnya tak dirasakan dalam sehari dua hari. Namun percayalah
ada masanya apa yang anda kuasai itu akan berguna buat orang lain.

4. Lakukan Aktualisasi  

Poin ini sangat berhubungan dengan kompetensi. Keahlian itu
sebaiknya tunjukan dan diberikan manfaatnya ke publik. Diaktualisasikan bahasa
kerennya. Meskipun bisa jadi, pada awalnya tak diberikan reward berupa uang dari orang lain.
Namun setidaknya, dengan melakukan ini, banyak orang yang
tau bahwa kalian memiliki satu atau lebih kompetensi tertentu.
Bagi yang senang fotografi dan videografi, coba upload karya-karya terbaiknya di sosial
media sekonsisten mungkin. Awalnya hanya aktualisasi, mungkin ada waktunya
orang melihat kehebatanmu dan mengajakmu bekerja atau setidaknya memanggilmu
ketika ia menikah untuk jadi fotografer.
Untuk yang menyenangi dunia desain, bisa juga melakukan hal
yang sama. Begitu juga halnya penyuka menulis. Tulislah apa yang bisa kamu
tulis ke ruang publik. Niatkan untuk bermanfaat bagi orang lain, meski secara
tak langsung itu juga akan membantu kemampuanmu terekspos kepada orang banyak.
Coba berandai-andai anda adalah bos yang mencari pekerja,
siapa yang akan anda pilih? Apakah orang dengan ijazah sarjana desain namun portofolio
karyanya tidak ada yang terlihat, atau seorang lulusan SMP namun karyanya sudah
banyak dan terbukti disukai orang banyak?
Kalau sya pribadi sih yang kedua. Jika anda sama, maka
lakukanlah yang serupa dengan orang kedua.


5. Yakin Akan Faktor ‘Keberuntungan’

Mau tidak mau, suka atau tidak suka, seringkali
keberuntungan ini memiliki pengaruh juga dalam kisah hidup kita. Boleh jadi setelah
ratusan kali surat lamaran itu ditolak, tiba-tiba datang tanpa diminta orang
yang mengajak kita bekerja. Sekalipun ia tau kualitas diri kita gak baik-baik
amat, kompetensi minim, dan orangnya sejenis pemalu dan tak pernah
berkatualisasi.
Ini mungkin apa yang diakatakan orang sebagai faktor ‘x’.
Namun sebenernya, ini juga bukan murni-murni amat beruntung. Umumnya ada
sesuatu dibaliknya. Apakah itu doa orangtua, balasan atas amalan soleh, atau
yang lainnya. Intinya sih, ini kebaikan dari Sang Maha Kuasa.
Untuk itu, alangkah bagus juga jika selain melakukan hal-hal
di poin sebelumnya, anda juga mendekatkan diri dan ‘merayu’ agar Ia mau
menunjukan kuasa-Nya. Bagaimana?

Kesimpulan

Nah, demikianlah pembahasan tentang Cara Mendapatkan
Pekerjaan Tanpa Mengirim Lamaran. Mudah-mudahan
ini dapat menjadi alternatif atau bahkan oase di tengah kesulitan kalian
mencari jalan untuk mendapat uang.

Categorized in: