Teks cerita sejarah adalah teks yang
dibahas di kelas 12 SMA, SMK, dan sederajat untuk pelajaran Bahasa Indonesia. Teks
ini dibahas setelah usai pembahasan tentang surat lamaran pekerjaan. Dengan
kata lain, yang dibahas kedua di semester 1.

Membahasa teks yang satu ini mestinya
merupakan hal yang menarik. Pasalnya, berbicara sejarah, berarti berbicara
berbagai warna dalam kehidupan yang pernah terjadi. Di dalamnya terdapat
berbagai hal yang bisa diambil serta dipetik untuk kepentingan hidup saat ini
atau masa mendatang.
Mungkin dengan alasan itu juga Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan melalui Tim Penyusun Kurikulum untuk pelajaran bahasa
Indonesia menjadi cerita sejarah sebagai salah bab yang mesti dibahas oleh
siswa dan siswi Indonesia.
Tentunya, diharapkan generasi penerus ini
menjadi generasi yang melek sejarah dan menjadikan sejarah sebagai salah satu
rujukan dalam memutuskan berbagai persoalan yang dijumpai dalam kehidupannya.

Teks Cerita Sejarah


A. Pengertian Teks Cerita Sejarah

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, cerita
diartikan sebagai tuturan yang membentangkan proses mengenai bagaimana
terjadinya suatu peristiwa ataupun kejadian. Tentu saja, tuturan yang dimaksud
disini dapat bersifat lisan dan dapat juga bersifat tulisan.
Sedangkan sejarah, merupakan kejadian atau
peristiwa yang benar-benar pernah terjadi dimasa lampu. Dengan kata lain,
cerita di masa lalu. Di mulai dari kemarin, kemarin lusa, seminggu yang lalu,
sebulan lalu, setahun lalu, puluhan tahun lalu, hingga berabad-abad lalu.
Jika kita olah, maka didapat bahwa yang
namanya Teks Cerita Sejarah adalah
teks yang berisi tentang proses mengenai terjadinya peristiwa yang berlangsung
di masa lalu.
Inilah definisi yang sederhana dan mudah
untuk dipahami. Silakan dicatat.

B. Ciri Teks Cerita Sejarah

Mengenai ciri yang terdapat dalam teks
cerita sejarah ini, setidaknya ada beberapa hal:
1. Faktual
Isinya merupakan suatu fakta peristiwa.
Bukan imajinasi atau hasil fantasi manusia. Oleh karena itu, kisah-kisah yang
terdapat dalam dongeng, mitos, dan berbagai cerita yang sama sekali tidak bisa
dibuktikan kebenarannya, tidak terkategori dalam teks yang kita bahas.
2. Hasil Reproduksi Cerita
Ketika membicara suatu sejarah yang
terjadi dalam kehidupan manusia, yang menyaksikannya bisa jadi lebih dari satu
orang. Sehingga, penulisnya juga bisa jadi lebih dari satu.
Bahkan, lebih dari itu, bisa jadi generasi
setelahnya menuliskan atau memproduksi kembali cerita sejarah berdasarkan
kesaksikan-kesakian penulis terdahulu dengan berbagai pengolahan yang
diceritanya.
Sehingga banyak sekali para penulis cerita
sejarah sesungguhnya hanya menulis ulang (rewrite)
apa yang pernah diceritakan. Mungkin yang menjadi pembeda terkadang pada
kemasannya, gaya bahasa, hingga sudut pandang yang digunakan.
3. Berkisah Tentang Kehidupan Manusia
Setiap teks yang berisi cerita, apalagi
jika cerita tersebut adalah cerita yang berbasis pada kenyataan, pasti memiliki
tokoh. Dengan kata lain, sosok yang dikisahkan sebagai pelaku dalam peristiwa
atau kejadian yang diceritakan. Termasuk, dalam cerita sejarah.
Bedanya, dalam teks yang sedang kita bahas
dalam kesempatan kali ini, tokohnya pastilah dalam bentuk manusia. Mengingat
sejarah selalu berhubungan dengan manusia. Meskipun yang diceritakan adalah
sebuah virus, hewan, atau hal yang non-manusia, namun selalu berhubungan dengan
manusia tertentu.
Berbeda dengan cerita-cerita yang bergenre
fiksi, dimana tokohnya bisa saja makhluk jadi-jadian atau rekaan. Tak melulu
manusia dan mesti berhubungan dengannya.
4. Memiliki Pola Kronologis
Karakter kronologis ini sebenarnya bukan
karakter khas cerita sejarah. Hanya saja, ini ciri dari setiap tulisan yang
termasuk cerita. Umumnya, bersifat kronologis. Dengan kata lain, proses
penceritaannya dilakukan secara berurutan, atau ada alurnya.
Mengenai alur ini, memang bisa beragam.
Kita tahu, ada yang namanya alur maju, alur mundur, dan alur campuran
(maju-mundur). Namun, dalam teks ini, biasanya yang digunakan adalah alur maju.
Pembabakan cerita dilakukan dari jarak waktu kejadian yang paling lama menuju
kejadian yang paling baru.

C. Struktur Teks Cerita Sejarah

Sebagaimana teks-teks pada umumnya yang
dipelajari dalam pelajaran bahasa Indonesia, teks sejarah ini juga memiliki
struktur sendiri. Jika diperhatikan, strukturnya nampak tak berbeda jauh dengan
apa yang dimiliki oleh teks-teks lain yang bergenre cerita. Berikut
strukturnya.
1. Orientasi
Orientasi adalah pengenalan dari sebuah
cerita. Biasanya menutukan gambaran peristiwa secara umum. Terutama, mengungkap
kejadian apa yang akan diceritakan. Disertai dengan informasi-informasi dasar
mengenai latar kejadian secara umum. Baik latar waktu, tempat, maupun suasana.
Contoh orientasi tentang Covid 19:

Covid-19 pertama kali ditemukan kasusnya di daerah
Wuhan, Provinsi Hubei, Cina pada akhir tahun 2019. Kasus tersebut mulanya tak
begitu menggemparkan. Namun, penyebarannya yang cepat lama-kelamaan membuat
banyak orang khawatir dan menaruh perhatian.

2. Urutan Kejadian atau Peristiwa
Bagian yang kedua adalah urutan kejadian
atau peristiwa. Disini, penulis teks ini menyampai cerita sejarahnya secara
kronologis agar orang yang membaca atau menyimaknya dapat memiliki gambaran
yang baik tentang apa yang diceritakan. Kisah diungkap dari awal kejadian
secara runut.
Contoh Urutan Kejadian:

Ketika pertama kali muncul, Pemerintah Indonesia
mulanya nampak menyepelekan virus ini. Beberapa pernyataan dari pejabat terkait
dengan nada-nada guyon dan menyepelekan sempat keluar dari mulutnya. Seperti
dari Menteri Kesehatan RI, Terawan Agus Putranto.
Namun, hal itu perlahan berubah ketika dijumpai kasus
yang pertama pada tanggal 2 Maret 2020. 2 orang warga Indonesia saat itu
terbukti telah mengidap Covid-19. Sejak itu, warga mulai menaruh perhatian.
Termasuk tentunya jajaran pemerintahan.

3. Reorientasi
Reorientasi adalah pengenalan ulang cerita
secara umum disertai dengan pandangan penulis terhadap cerita yang
dikisahkannya. Bagian ini adalah bagian yang paling akhir dalam struktur teks
cerita sejarah. Hanya saja, posisinya bersifat opsional. Dengan kata lain, bisa
muncul dan bisa tidak muncul.
Dalam bagian ini, penulis teks dapat
menuliskan pelajaran atau hikmah yang didapatnya untuk dibagikan kepada orang
lain. Meskipun mungkin orang lain memiliki cara penilaian berbeda terhadap
peristiwa yang dikisahkannya, namun pembuat teks memiliki otoritas untuk
memberikan penilaian tersendiri.
3. Contoh Reorientasi

Kisah masuk dan meluasnya Covid-19 ke Indonesia
menunjukan bahwa sudah sepatutnya negara ini mengambil pelajaran di masa depan.
Bahwa tidak semestinya kita meremehkan setiap penyakit yang berpotensi menjadi
wabah di kemudian hari. Diperlukan langkah yang antisipatif untuk
menanggulanginya.

D. Fungsi Teks Cerita Sejarah

Setiap teks tentu saja memiliki fungsinya
tersendiri. Dengan alasan itu pula maka teks tersebut dipelajari. Termasuk
dengan teks yang sedang kita pelajari pada kesempatan kali ini. Ada beberapa
fungsi yaitu berikut ini:
1. Fungsi Edukatif
Fungsi edukatif maksudnya bahwa dengan
membaca atau menyimak peristiwa sejarah, akan ada informasi, wawasan dan
pengetahuan yang didapat. Berbagai hal tersebut lantas dapat menjadi bahan
untuk mengingkatkan kualitas dan kapasitas manusia dalam menjalani
kehidupannya.
2. Fungsi Inspiratif
Fungsi inspiratif maksudnya bahwa dengan
melakukan kegiatan pembacaan atau pendengaran terhadap kejadian sejarah,
dimungkinkan akan ada proses interpretatif. Dimana berbagai hal yang didapat
diambil makna-makna dan nilai yang terkandung di dalamnya.
Walhasil, nilai-nilai tersebut dapat diolah
dan dijadikan pelajaran ataupun inspirasi yang mendorong terciptanya hal-hal
yang bersifat kreatif dan inovatif. Ada sebagian orang yang menjadikan timeline sejarah sebagai landasan
analisis dalam merumuskan kebijakan atau arah untuk masa mendatang.
3. Fungsi Rekreatif
Fungsi rekreatif maksudnya adalah bahwa
dengan menyimak atau membaca teks ini, dimungkinkan hati juga menjadi senang.
Ada efek kebahagiaan yang di dapat sehingga menjadi pelepas stres atau
kegundahan. Tentu saja ini sangat bergantung pada topik yang diangkat.

E. Ciri Kebahasaan Teks Cerita Sejarah

Setiap teks memiliki ciri kebahasaan
tersendiri. Mengenai bagaimana pola penyajian penulisnya dalam melakukan delivery pesan yang hendak disampaikan.
Termasuk, teks yang satu ini. Ada ciri kebahasaan tertentu yang perlu anda
ketahui dari teks yang satu ini.
1. Menggunakan Kata Kerja Material (Verba Material)
Verba material, adalah kata kerja yang
memiliki fungsi untuk menunjukan suatu kegiatan yang menggunakan kerja fisik
dalam melangsungkannya.
Sehingga orang yang membacanya menangkap
bahwa ada kegiatan-kegiatan tertentu yang dilakukan oleh tokoh dengan fisiknya
dalam sebuah cerita.
  • Contoh kata kerja material: Menulis, menembak, menghampiri, membaca, mengarahkan,
    mengejar, berpidato, berlari, dan sebagainya.
  • Contoh dalam kalimat:

* Bung Tomo berpidato di atas podium untuk menyemangati rakyat yang mulai terbakar semangatnya.

* Masyarakat Bandung kala itu membakar tanah tempat tinggalnya dalam peristiwa Bandung Lautan Api.



2. Menggunakan Frasa Adverbial
Frasa adverbial adalah frasa (gabungan dua
kata atau lebih dalam satu fungsi kalimat), yang fungsinya adalah menunjukan
keterangan sifat tertentu. Biasanya dilabelkan kepada tokoh atau subjek yang
dibahas dalam suatu teks.
  • Contoh Frasa Adverbial: Sangat pawai, kurang terpelajar, tidak bahaya,
    hampir musnah, lebih tampan, dan sebagainya.
  • Contoh kalimat dengan Frasa Adverbial:

* HOS Cokroaminoto adalah tokoh yang sangat piawai dalam membangun semangat untuk berjuang dikalangan murid-muridnya.

* Wabah Covid 19 dulu dianggap tidak bahaya, namun sekarang berubah menjadi sangat bahaya.



3. Menggunakan Pronomina
Pronomina adalah kata ganti yang memiliki
fungsi untuk menggantikan kata benda atau nomina.
Sebenarnya, pronomina ini banyak jenisnya.
Ada kata ganti nomina orang (persona), pemilik, penanya, petunjuk, penghubung,
dan kata ganti tak tentu. Hanya saja, yang sering muncul dalam teks sejarah
adalah kata ganti persona atau kata ganti orang.
Hal ini dapat dipahami, karena cerita
sejarah berpusat pada penceritaan kehidupan manusia atau orang. Sehingga agar
penggunaan nama orang itu tidak disampaikan secara berulang, maka dibutuhkan
kata ganti.
Sebenarnya, pronomina persona ini juga
juga ada rinciannya. Ada kata ganti orang pertama, kedua, dan ketiga. Nah, yang
sering muncul dalam teks ini adalah yang pertama atau yang ketiga.
  • Contoh Pronomina Persona:

Orang pertama: Aku, saya, gue, ane, dan sebagainya.

Orang ketiga: Dia, beliau, ia, mereka, dan sebagainya.

  • Contoh kalimat

*Nabi Muhammad Saw adalah Nabi terakhir. Beliau diberikan banyak mukjizat.
*Hamka adalah sosok tokoh nasional yang multitalenta. Dia hebat sebagai dai dan ulama sekaligus dikenal juga sebagai penyair.



4. Menggunakan Konjungsi Temporal
Konjungsi temporal merupakan kata hubung
yang fungsinya menyambung klausa atau kalimat dalam urutan waktu atau peristiwa
tertentu.
Ciri yang satu ini memang kelaziman
sebagai ciri dari teks dengan genre cerita. Apalagi, yang mensyaratkan pola
kronologis atau berurutan dalam pembentangan ceritanya.
  • Contoh Konjungsi Temporal: Lalu, setelah itu, kemudian, setelahnya,
    selepas itu, dan sebagainya.

  • Contoh kalimat:        
* Hujan tiba-tiba turun. Setelah itu, aku menghubungi Kakak di rumah untuk menjemputku.
* Setelah habis tak bersisa pasukan yang bersembunyi di balik barak, kemudian ia kembali pulang ke markasnya.

F. Contoh Teks Cerita Sejarah

1. Contoh Teks Cerita Sejarah Covid 19


Penyebaran Covid 19 di Indonesia
Orientasi
Covid 19 yang kini menjadi penyakit yang
benar-benar mewabah. Hampir seluruh tanah di muka bumi disentuhnya. Tidak
terkecuali Indonesia. Hingga bulan Agustus 2020 saat tulisan ini dibuat,
pengidapnya sudah mencapai lebih dari seratus ribu orang dari berbagai provinsi
yang berbeda-beda.
Urutan Kejadian
Virus ini bermula dari penemuan kasus yang
awalnya dikira Pneunomia biasa di wilayah Wuhan yang terletak di provinsi
Hubei, Negara Cina. Tepatnya pada 31 Desember 2019. Setelah ditemukan pertama
kali, esoknya pihak berwenang di Cina langsung menutup pasar yang saat itu
diduga kuat sebagai tempat asal muasal virus. Hingga setelah serangkaian
penelitian, mereka menetapkan bahwa virus tersebut adalah virus corona baru
pada 7 Januari 2020.
Mulanya virus ini hanya menyebar di
wilayah Wuhan saja. Hingga pada 22 Januari, ratusan orang dinyatakan terinfeksi
virus yang satu ini. 17 diantaranya bahkan tewas. Pemerintahan Wuhanpun saat
itu segera menerapkan lockdown dengan
menutup berbagai akses transportasi untuk meminimalisir penyebaran.
Pada awal kemunculannya, Pemerintah
Indonesia nampak kurang perhatian dengan apa dan menganggap remeh. Pada 2
Maret, Menteri Kesehatan, Terawan Agus Putranto bahkan menyatakan bahwa virus
ini bisa sembuh sendiri, sehingga tak perlu heboh luar biasa. Hal itu
dinyatakannya ketika baru saja ditemukan kasus pertama di Indonesia.  
Pada tanggal 11 Maret 2020, ditemukan kasus
kematian pertama. Yakni pasien yang dirawat di Rumah Sakit Sanglah yang ada di
Bali. Sejak itu, kewaspadaan terhadap virus yang satu ini semakin meningkat.
Baik dikalangan pemerintah maupun warga di berbagai wilayah.
Tanggal 16 Maret, diterapkan kebijakan
belajar di rumah. Siswa yang tadinya berangkat normal ke sekolah harus mengubah
cara belajarnya dengan pola Pembelajaran Jarak Jauh. Bahkan, dampak hal ini,
UNBK ditiadakan dan tidak menjadi patokan kelulusan.
Pada tanggal 10 April, Jakarta menetapkan
dirinya sebagai wilayah yang pertama kali melangsungkan PSBB atau Pembatasan
Sosial Berskala Besar. PSBB ini merupakan alternatif lockdown yang diterapkan di beberapa negara di luar Indonesia.
Dengan kebijakan ini, gerak masyarakat terutama antar daerah dibatasi.
Pemerintah juga menyosialisasikan protokol
kesehatan. Mulai dari penggunaan masker, anjuran cuci tangan, hingga seruan
untuk menjaga jarak. Semua dilakukan untuk menekan angka penyebaran Covid 19.
Namun, nyatanya ketegasan pemerintah dan
kesadaran masyarakat Indonesia belum cukup. Dari watu ke waktu pengidap virus
ini terus bertambah. Begitu juga dengan angka kematiannya. Berbagai kebijakan
dan cara pelaksaannya tidak cukup untuk membuat virus ini mereda. Bahkan,
menjelang akhir Agustus.
Reorientasi
Fenomena Covid 19 ini memang sangat
merepotkan. Namun, disisi lain ada pelajaran yang dapat diambil dari rangkaian
peristiwa ini. Diantaranya adalah tentang kewaspadaan dan kesiapsiagaan dalam
menghadapi hal-hal tak terduga. Selain tentu saja, ini mengingkatkan kesadaran
atas kekuasaan Allah Swt yang Maha Esa.

2. Contoh Teks Cerita Sejarah Pribadi


Kisah Suksesku Menjadi Wirausaha Muda
Orientasi
Namaku Hasan. Aku pernah mengalami
berbagai fase peristiwa dalam kehidupan yang membuatku menjadi seorang
pengusaha sukses sekarang. Mungkin saja kalian dapat berdecak kagum tatkala
melihatku di usia 22 tahun kini sukses dengan penghasilan puluhan rupiah setiap
bulannya. Namun, kalian mesti tau sejarah dibaliknya.
Urutan Kejadian
Aku terlahir dari keluarga yang sangat
miskin untuk ukuran sekarang. Rumahku di tengah hutan. Bapakku adalah seorang
buruh di perkebunan Kelapa Sawit, sedangkan ibuku hanyalah ibu rumah tangga
dengan anak lima. Aku sendiri adalah anak yang pertama.
Ketika menginjak masa SD, aku memang
sekolah. Namun, tak seperti anak sekolah kebanyakan, aku harus merangkap tugas
juga dengan bekerja membantu ayahku menjadi buruh kebun. Padahal, untuk sekolah
saja sudah cukup lelah. Jarak tempuh antara sekolah dengan rumahku sekitar 2
kilometer. Aku melaluinya dengan berjalan kaki.
Semangatku tak surut meski tentu ini
sangat melelahkan. Sehingga kemudian, ketika menginjak SMP, aku semakin
terbiasa dengan dua kegiatan sekaligus. Belajar dan mencari uang. Bedanya,
ketika SMP aku mulai berpikir agak kreatif.
Agar tidak begitu lelah, aku meminta untuk
berhenti menjadi buruh tani. Namun aku bilang kepada ayahku, bahwa aku akan
berjualan membawa jajanan-jajanan ringan ke sekolah. Aku pikir ini lebih
efektif karena akan menghemat tenaga.
Di saat itulah jiwa wirausahaku mulai
tumbuh dan terlatih. Setelah itu, beragam produk usaha telah aku coba untuk
pasarkan. Aku mencoba untuk tidak fokus pada satu barang, namun melihat kebutuhan
yang dimiliki oleh teman-teman sekolah.
Hingga sejak kelas 2 SMA, aku bisa
membiayai sekolahku sendiri. Bahkan sesekali menambah penghasilan orangtuaku.
Aku juga bisa membantu merenovasi rumah dan memberikan jajan adik-adikku.
Apa yang aku lanjutkan berlanjut hingga
masa kuliah. Berkat usaha, doa, dan semangat yang diberikan orangtua, usahaku
semakin maju. Ketika kuliah, aku menjadi suplier alat-alat tulis ke berbagai
tempat fotokopi yang ada di sekitar kampus. Dengan bisnis ini, aku bisa
menghasilkan puluhan juta rupiah setiap bulannya.
Reorientasi
Dari kisahku ini, aku berpesan agar
teman-teman yang kini hidupnya tidak begitu beruntung dari aspek ekonomi untuk
tidak menyerah. Tetaplah semangat dan ambil setiap peluang ketika itu datang
menghampiri.
Keterangan: Ini
bukan cerita saya pribadi, tapi contoh saja bahwa penulisan cerita sejarah
pribadi itu semacam ini, mirip auto biografi.

3. Contoh Teks Cerita Sejarah Perang


Kisah Perang Diponogoro
Orientasi
Perang Diponogoro adalah salah satu perang
yang tercatat dalam lintasan sejarah Indonesia. Sebagian orang menyebutnya
dengan sebutan Perang Jawa. Peristiwa ini terjadi antara tahun 1825 hingga 1830
masehi diberbagai wilayah yang ada disekitar Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Melibatkan pasukan pimpinan Pangeran Diponogoro melawan para penjajah Belanda.
Urutan Kejadian
Perang ini bermula dari rasa geram
Pangeran Diponogor terhadap berbagai kezaliman yang dilakukan oleh Penjajah
Belanda tatkala measuk dan berusaha menguasai tanah airnya. Saat itu,
pemerintahan yang masih bernama Hindia Belanda itu melakukan eksploitasi yang
berlebihan kepada rakyat. Dengan cara memasang patok-patok lahan dan menetapkan
pajak tinggi yang menyiksa rakyat.
Hal ini membuat banyak rakyat yang merasa
tertindas. Dari sini, Pangeran Diponogoro lama-lama muak dan melakukan
perlawanan sebagai bentuk pembelaaan untuk membebaskan rakyat dari tekanan
penjajah Hindia Belanda.
Apa yang menjadi itikad dari Diponogoro
ini disampaikan secara luas dan mendapat dukukungan publik. Banyak yang simpati
dan menyatakan siap terlibat. Selain demi rakyat, motif peperangan ini juga
didasarkan semangat Jihad fi Sabilillah, karena Diponogoro juga menyebut
perangnya sebagai perang sabil dan bentuk perlawanan untuk menghadapi
orang-orang kafir.
Banyak tokoh besar di pulau Jawa bergabung
dibawah kepemimpinan Panglima Diponogoro. Termasuk dari kalangan pejnguasa
setempat dan para ulama yang dikenal kharismatik dan memiliki banyak umat yang
dapat digerakkan. Seperti Kiai Madja dan Sentot Alibasha.
Perang ini berlangsung sengit. Pasukan
Diponogoro menggunakan taktik gerilya yang merepotkan pasukan Hindia Belanda.
Markasnya berpindah-pindah dan tidak tetap sebagai bagian dari strategi.
Diponogoro juga membagi pasukannya dalam sistem batalyon. Setiap batalyon ini
dibekali dengan senjata api berserta dengan pelurunya yang dibuat di hutan.
Pasukan Hindia Belanda mengalami berbagai
kegagalan. Termasuk kegagalannya pada serangan besar-besaran yang dilakukan paa
9 Juni 1826. Begitu juga dalam serangan lainnya. Seringkali Belanda menjumpai
markas yang hendak diserang itu kosong karena taktik yang cemerlang dari Sang
Pangeran.
Bahkan, dalam beberapa pertempuran, Pasukan
Diponogoro mengalami kemenangan-kemenangan. Seperti dalam pertempuran Oktober
1826 di daerah Gawok.
Namun, Hindia Belanda menggunakan berbagai
cara licik untuk melumpuhkan Diponogoro. Seperti dengan melakukan sayembara
berhadiah 50.000 gulden dan hadiah tanah untuk memancing banyak rakyat pribumi
berkhianat dan menangkap saudaranya sendiri.
Bahkan, lumpuhnya Diponogor juga
disebabkan kelicikan mereka. Hinda Belanda melumpuhkan Diponogoro dengan
menangkapnya setelah melakukan berbagai negosiasi yang kental dengan tipu
muslihat untuk melemahkan Diponogoro pada tahun 1830.
Reorientasi
Perang Diponogoro menunjukan bahwa
identitas sejati dari generasi pejuang terdahulu adalah anti penindasan dan
penjajahan. Mereka siap sedia untuk mengusahakan apa yang dimiliki untuk
melakukan pembelaan terhadap kebenaran. Pertanyaannya, bagaimana dengan kita?
Sumber:Wikipedia.
Demikianlah pembahasan tentang Teks Cerita
Sejarah mulai dari pengertian, struktur, ciri, fungsi hingga contoh-contohnya.
Semoga bermanfaat.

Categorized in:

Tagged in: