Media dalam kegiatan pembelajaran memang bukan sesuatu yang
utama. Hal ini karena berdasarkan konsepsinya, yang namanya media hanya alat
bantu saja. Tanpanya, pembelajaran bisa berjalan dan tetap berkualitas. Hanya
saja, dalam kadar tertentu, ia juga punya pengaruh yang membantu perbaikian
proses belajar. Begitu halnya dengan media
pembelajaran Teks Eksposisi.

Bukan hanya itu, dalam prakteknya, media juga sebenarnya
soal selera. Masing-masing guru biasanya memiliki media andalannya tersendiri.
Tentu saja, pertimbangannya adalah kemudahan anda sebagai guru serta efektitas
yang bisa didapat untuk ketercapaian target materi.
Namun, bagaimanapun juga, siswa juga harus dipertimbangkan.
Terlebih ketika pelaksanaan pembelajaran jarak jauh. Patut juga diperhatikan
media apa yang sekiranya ramah anak, dalam artian dapat dengan mudah diakses
dan bukan malah sebaliknya; menyulitkan siswa.
Nah, berikut ini beberapa alternatif yang mungkin saja bisa
dipertimbangkan oleh bapak dan ibu sekalian. Dengan beragam variasinya.

1. Micro Blog

Micro blog adalah blog kecil. Biasanya berisi perpaduan teks
dengan sisipan gambar yang menggugah respon visual yang terdapat di dalamnya. Fungsi
media yang satu ini dapat digunakan untuk menyampaikan materi berupa teori,
bisa juga untuk menyajikan teks.
Salah satu kelebihannya, media yang satu ini relatif lebih
mudah untuk dimanfaatkan siswa ketimbang video yang memerlukan banyak kuota.
Tentu, tanpa mengabaikan aspek visual yang rata-rata siswa menyenanginya.
Berikut ini contohnya. Saya biasa membuatnya di website Canva. Gratis:


2. Video Youtube

Dalam pembelajaran teks eksposisi jarak jauh, menggunakan
video juga merupakan pilihan yang relevan dan bagus. Video yang digunakan untuk
dua fungsi. Pertama, menyajikan contoh bangunan teks eksposisi dalam bentuk
yang lebih menarik. Kedua, video berupa sajian sebuah problem yang memicu siswa
untuk bereksplorasi dalam berpendapat dan memaparkan argumen.
Mengenai fungsi yang pertama, bisa misalnya berupa paparan
ekspositoris dari tokoh atau pakar tertentu yang terbiasa melemparkan wacana ke
tengah publik ketika membahas isu-isu tertentu.
Di Youtube, yang saya tau tokoh yang rutin mengupload konten
dengan bangunan ekspositoris misalnya Refly Harun dan Mardigu Wowiek. Bisa juga
mengambil sumber dari yang lebih segar misalnya dari kanal Opini Id.
Sedangkan untuk fungsi yang kedua, tentu opsinya lebih
banyak. Kita bisa menyajikan video-video yang berisi problematika disekitar
kehidupannya. Namun ini lebih cocok untuk kepentingan tugas dalam konteks
meminta siswa membuat teks eksposisi.
Dalam hal ini, video yang disajikan bisa jadi pemantik yang
memicu siswa untuk kreatif memikirkan kerangka teks yang akan dibuatnya. Mulai
dari tesis, argumentasi, hingga penegasan ulang.

3. Meme

Meme adalah sarana penyebaran gagasan, ide, kebiasaan,
budaya, dan sebagainya melalui proses imitasi atau peniruan. Umumnya, yang
tersebar dalam bentuk gambar-gambar. Mungkin bagi sebagian guru ini asing,
namun percayalah bagi para siswa yang berasal dari generasi Z, media semacam
ini akrab dalam kehidupan mereka.
Ini contohnya:
Nah, fungsi meme dalam teks eksposisi bisa juga digunakan
untuk merangsang siswa mengeluarkan tesisnya mengenai suatu topik. Dengan
meminta mereka mengamatinya dan mengungkap makna dibalik meme tersebut.

4. Podcast atau Rekaman
Suara

Menurut saya, media yang menghasilkan audio juga masih
relevan. Mungkin saja siswa merasa kangen dengan suara gurunya. Mereka rindu
suara guru yang cerewet, lucu, tegas, atau bahkan nampak galak. Anda bisa
siasati dengan membuat podcast.
Memang sih sukur-sukur anda bisa sekalian buat channel Youtube. Namun, untuk ini effort yang dikeluarkan lebih besar.
Belum lagi bisa jadi masalah jika siswanya tidak punya kuota untuk menonton.
Saya sendiri pernah bikin channel Yotube, tapi ketika dikirim ke siswa,
siswanya pada gak bisa nonton. Sayang kan?
Makanya, untuk menjelaskannya alternatif pakai rekaman suara
saja. Belakangan ini ada aplikasi yang bisa membuat Podcast. Sehingga suara ibu
dan bapak guru bisa memiliki latar musik dibelakangnya. Contoh aplikasinya, namanya Anchor. Bisa download di Playstore. 


5. Teks Biasa

Nah, ketika niat hati ingin kreatif namun terhadang oleh
kuota, maka ada opsi terkahir yang bisa digunakan. Paling mudah dan hemat.
Yakni mengirim teks biasa dalam bentuk foto atau PDF. Namun sebaiknya, kalau
bisa tetap diselingi gambar biar gak terlihat terlalu polosan dan sederhana.

Nah, demikianlah 5 Media Pembelajaran Teks Eksposisi alternatif yang mungkin bisa dicoba.

Categorized in:

Tagged in: