#H2C-Hello Hero Challenge
Oleh: Farhan A. Muttaqi 
Guru Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Asal Sekolah : SMK Negeri Darangdan
Rancaekek. Salah satu kecamatan di wilayah Kabupaten Bandung ini adalah tempat penuh kenangan. Selama kurang lebih seperempat abad Saya tinggal disini. Hingga akhirnya, pada awal 2019 lalu harus hijrah karena mengemban tugas CPNS di SMKN Darangdan Purwakarta.

Sebagai warga asli Rancaekek, banyak hal sebenarnya yang Saya banggakan tentang tempat ini. Namun, kala berkenalan dengan orang dari luar Rancaekek, Saya sering miris. 

Pasalnya, label yang menempel pada Rancaekek ini kok jelek-jelek ya?  Terutama, sering dianggap daerah sarang banjir.  Sebenarnya memang tak salah sih, memang suka banjir. Tapi, kalau harus dilabeli terus-terusan, kok rasanya gimana ya? 

Bicara banjir di Rancaekek, selain karena lahan resapan yang semakin sempit, yang Saya saksikan salah satu penyebabnya adalah sampah. Untuk hal ini, faktanya memang sulit terbantahkan. 

Untungnya, ada harapan yang lebih baik soal masalah ini dari sosok yang akan Saya kisahkan.

Misteri Sampah di Jalur Walini

Salah satu potret kebiasaan buruk soal sampah di Rancaekek selama bertahun-tahun Saya temukan di Jalan Walini. 

Jalan ini bukan jalan besar. Namun cukup ramai karena sering dijadikan alternatif oleh orang yang hendak bergerak dari arah Bandung ke Rancakek Barat hingga arah Majalaya atau sebaliknya. Terlebih di jalan ini ada almamater Saya dulu, SMAN 1 Rancaekek yang jumlah siswanya juga banyak.

Sebelum Saya pindah ke Purwakarta, jalan ini juga hampir setiap hari Saya lalui. Baik saat zaman sekolah, kuliah, bahkan ketika mulai bekerja. Lokasi jalan ini juga tak jauh dari rumah, mungkin sekitar 500 meter saja.

Salah satu hal yang menarik dari Jalan Walini, jalur ini adalah jalur penuh ‘misteri’. Misterinya itu karena banyak sampah yang tiba-tiba tergeletak dipinggir jalan. Berupa bungkus-bungkus keresek yang berceceran tanpa diketahui siapa yang membuangnya. 

Kadang, ketika pergi lewat jalur tersebut tak ada sampah. Tapi saat pulang lewat jalan yang sama, sampah itu tiba-tiba berjajar di pinggir jalan. 

Seram bukan? Apakah ini ulah Makhluk Astral? Saya menduganya demikian. Hal ini karena sosoknya sulit dideteksi meski jejaknya jelas ada dan menghantui. Mungkin Roy Kyoshi atau Mbah Mijan perlu datang menyelidiknya. 

Hal yang jelas, Ini bukan satu dua kali. Berkali-kali. Tentu bukan hanya bau dan menjijikan, ini juga mengganggu perjalanan warga yang melalui jalan ini.

Namun ada keanehan lainnya. Seringkali jalan ini juga suka tiba-tiba bersih sendiri. Sampah yang tadinya berceceran, tiba-tiba tak ada lagi. Kalau soal ini, Saya yakin ini bukan ulah Makhluk Astral. Ini mah pasti ulah pahlawan yang satu kawanan dengan Iron Man.

Saya menyimpan pertanyaan ini dalam waktu yang cukup lama. Siapa ya yang membersihkannya? 

Ketika Satu Misteri Terpecahkan

Meskipun sudah pindah ke Purwakarta, Saya masih aktif memantau kampung halaman melalui grup facebook Rancaekek Community. Grup ini adalah forum komunikasi dan berbagi informasi warga Rancaekek dan sekitarnya yang sudah lama eksis dan banyak juga member-nya (ratusan ribu).

Banyak manfaat yang Saya dapat dari grup ini. Termasuk, dari grup ini jugalah Saya akhirnya bisa menjawab salah satu pertanyaan yang jadi misteri, tentang sosok pahlawan yang sukarela dan tiada bosan membersihkan jalur walini dari sampah. 

Ialah Mang Pundie Dede. Begitulah nama yang tertera di akun Facebook-nya.

Hingga tulisan ini dibuat, Saya pribadi tak mengenalnya secara langsung. Saya juga belum tahu nama sebenarnya. Hanya berteman di facebook. Toh sekarang Saya di Purwakarta dan Beliau di Rancaekek. Namun, apa yang Ia bagikan di media sosial sudah cukup jelas untuk menjawab segala misteri.

12 Mei 2019, di pagi buta, Mang Pundie membagikan kegiatannya membersihkan sampah di Grup Facebook. Ia memposting fragmen yang menunjukan bagaimana sampah yang luar biasa banyaknya itu bisa bersih dengan kerja-kerja bersama Ia dan warga sekitar.

Tak ada kalimat umpatan yang Ia sampaikan untuk para Makhluk Astral yang tak bertanggungjawab. Selain rangkaian foto, Ia justru hanya mencoba membagikan harapan dan motivasinya agar apa yang dilakukannya banyak dilakukan orang lain.

“Alhamdulillah Jalan Walini kembali seperti semula. Semoga Kita semua mendapatkan hikmah untuk lebih menyayangi lingkungan dan mengerti alam,” begitu caption postingannya.

Bukan hanya di pagi buta, Mang Pundie juga melakukan kerja di malam yang bisu. 

Ketika orang-orang terlelap dibalik selimut masing-masing, Mang Pundie membersihkan sampah-sampah yang dibuang oleh Makhluk Astral itu. Dengan berbekal alat sederhana seperti pacul, Mang Pundie membakar sampah lalu menyingkirkannya dari jalan.

Persis sebagaimana foto yang dibagikan Mang Pundie di Grup Rancaekek Community ini Dalam caption-nya. Kali ini Ia justru malah berterimakasih bahwa sampah baginya adalah ladang untuk berkarya dan beramal.

Dalam keadaan yang pasti menahan kantuk, Mang Pundie dengan sukarela menjadi pahlawan bagi para pengguna jalan yang esok pagi pasti ramai melalui Jalan Walini keesokan harinya.

Luar biasa bukan? Tanpa makan odading Mang Oleh, Mang Pundie sudah menjadi Iron Man.

Saya yakin, yang melakukan pembersihan sampah sebelum-sebelumnya juga adalah Mang Pundie dan kawan-kawannya. Hanya mungkin karena baru di ekspos, banyak warga yang akhirnya baru tau siapa sosok pahlawan yang sebelumnya jadi misteri tersebut. 

Terimakasih Mang Pundie, terimakasih Pesbuk.

Dari postingan yang menjawab Misteri Jalur Walini, Saya jadi kepo dengan kiprah Mang Pundie. Saya jadi suka memantau kegiatan Mang Pundie lainnya di Facebook. Bukan hanya di grup, tapi di Facebook pribadinya.

Ternyata eh ternyata, banyak juga potret kegiatan lain dari Mang Pundie yang menarik dan menginspirasi selain membersihkan sampah di Jalur Walini. 

Membuat Penangkal Makhluk Astral

Langkah lain untuk membuat Makhluk Astral yang sulit diketahui wujudnya, juga dilakukan oleh Mang Pundie dan kawan-kawannya. 

Selain membersihkan sampah di jalan, Ia juga membuat penangkal yang bisa membuat ‘Makhluk Astral’ berpikir ribuan kali sebelum membuang sampah sembarangan di Jalan Walini.

Penangkalnya menarik juga. Berupa taman yang dibuat di area trotoar sempit di sebagian ruas Jalan Walini. 

Dengan memanfaatkan bahan-bahan yang Saya pikir sederhana, Ia dan kawan-kawannya membuat kursi-kursi dengan warna cantik serta hiasan yang membuat orang betah duduk di sana.

Menurut Saya ini sangat menarik. Menangkal makhluk pembuang sampah sembarangan dengan cara seperti ini sangat amazing dan setidaknya memiliki 3 dampak strategis.

1. Dengan lingkungan indah, bisa membuat segan ‘Makhluk Astral’ yang mau buang sampah sembarangan.

2. Dengan taman ini juga Jalan Walini menjadi lebih banyak yang peduli. Walhasil, ulah makhluk tak bertanggungjawab itu akan semakin dipantau banyak orang. 

3. Image Jalan Walini sebagai jalur penuh sampah juga akan berubah dan berganti dengan jalur yang indah.

Bagaimana? Apakah daerah lain tertarik juga mencoba cara semacam ini?

Membangun Kehidupan dengan Sampah

Dari persoalan sampah yang mengganggu, Mang Pundie dan kawan-kawannya bahkan mengubah sampah yang menjadi masalah menjadi sumber keuntungan yang bisa mengangkat ekonomi warga sekitar.

Dengan ide luar biasa, Mang Pundie membuat Warung Sampah. Salah satu produk kreatifnya adalah mengolah limbah pampers menjadi pot pempers dan bonsai pempers. 

Selain menjual dan memanfaatkan sampah yang didapat, tentu saja ini mengurangi potensi menumpuknya sampah di sembarang tempat. Sebagai barang yang sekali pakai, potensi pampers menjadi sumber sampah memang besar.

Banyak warga yang tadinya membuang sampah pampers, kini bisa menghubungi Mang Pundie untuk dikumpulkan dan di olah menjadi hal yang jelas lebih bermanfaat. Selain itu, Mang Pundie juga membangun Rumah Kreatif sebagai tempat mengolah sampah-sampah lainnya.

Berkat konsistensinya ini, kiprah Mang Pundie dalam mengelola sampah ini juga mendapatkan perhatian dari tokoh-tokoh masyarakat. Diantaranya anggota-anggota dewan di level daerah.

Kalau warga Rancaekek jangan ditanya lagi. Saya perhatikan, setiap Mang Pundie posting tentang kegiatannya, jumlah yang like-nya hampir selalu ratusan orang. Belum lagi yang memberi komentar berupa dukungan atas kerja yang dilakukannya.

Menyiapkan Generasi Pahlawan

Ada ungkapan yang menyatankan, “Orang hebat pasti menularkan kehebatannya kepada sekitarnya. Tidak akan membiarkan dirinya hebat sendirian.”

Ini juga yang dilakukan Mang Pundie. Selain berbagi soal kesehariannya di Facebook, Ia juga menggerakan masyarakat di sekitar kampungnya, yakni Kampung Babakan Asta.

Menariknya, ia menularkannya pada anak-anak yang masih kecil. Generasi penerus itu diajak untuk ikut terjun dalam membersihkan sampah ke lapangan. Hingga akhirnya, tanpa malu dan merasa jijik, anak-anak itu justru terlihat bangga dengan apa yang dilakukannya. 

Mulai dari mengangkut sampah yang dibuang Makhluk ‘Astral’ ke pinggir sawah di Jalan Walini, hingga membersihkan sampah yang memenuhi saluran air. 

Bagi anak-anak seusia mereka, ini jelas menjadi pembelajaran yang jauh sangat bermakna ketimbang misalnya duduk-duduk main game online seharian.

Jika mereka sudah membiasakannya sejak dini, pasti kelak ketika besar pengalaman tersebut akan membekas dan menjadi kebiasaan. Mereka kelak akan menduplikasi pribadi Mang Pundie yang peduli dengan lingkungan sekitarnya.

Tersimpan harapan yang cerah dalam raut bahagia mereka yang guyang dengan sampah.

Kita wajib optimis bahwa di masa depan akan ada semakin banyak pahlawan baru yang membangun negeri ini menjadi lebih baik. 

Penutup

Di akhir tulisan, Saya berharap tokoh-tokoh kultural seperti Mang Pundie inilah yang mesti sering Kita viralkan. Generasi muda butuh inspirasi-inspirasi yang menyuguhkan teladan langsung yang mudah dipahami dengan kerja nyatanya.

Jangan sampai, tokoh-tokoh pahlawan semacam ini tenggelam oleh idola-idola lain yang mengajarkan banyak keburukan atau sesuatu yang kontraproduktif bagi generasi mendatang. 

Semoga pahlawan-pahlawan yang diangkat dalam lomba Local Heroes Tikomdik Dinas Pendidikan Jawa Barat ini juga terus menginsiprasi. Bahkan, mudah-mudah dengan wasilah lomba ini juga sosok-sosok seperti Mang Pundie bisa mendapatkan lebih banyak perhatian dan ruang untuk menginsiprasi banyak orang.

Sebenarnya, masih banyak yang bisa diceritakan. Namun karena keterbatasan ruang, Bapak dan Ibu warga masyarakat Jawa Barat bisa melihat kiprah Mang Pundie di Facebook pribadinya. Sukur-sukur bisa berkunjung langsung ke kediamannya.

Terimakasih Tikomdik Dinas! 

Sumber: 

https://www.facebook.com/pundie.dede

Grup Facebook Rancekek Community