Materi ketujuh yang dibahas dalam pelajaran bahasa Indonesia kelas 12 semseter genap adalah materi tentang Teks Artikel Opini. Materi Teks Artikel Opini bahasa Indonesia ini sangat penting dibekali kepada siswa agar mampu meningkatkan sikap kritis dan komunikatf dalam menyampaikan ide atau gagasan kepada khalayak ramai.

Nah, dalam tulisan ini, saya akan coba membagikan materi tentang Teks Artikel Opini bahasa Indonesia kelas 12 berdasarkan buku teks resmi yang dikeluarkan oleh Kemendikbud.  Semoga ini dapat membantu Anda semua.

Materi Teks Artikel Opini Bahasa Indonesia

Materi yang akan kita bahas kali ini ruang lingkupnya cukup komprehensif. Mulai dari pengertian Teks Artikel Opini, ciri, struktur, unsur kebahasaan, cara menulis, dan contoh dari Teks Artikel Opini.

Pengertian Teks Artikel Opini 

Artikel merupakan jenis tulisan yang berisi pendapat, gagasan, pikiran, atau kritik terhadap persoalan yang berkembang di masyarakat, biasanya ditulis dengan bahasa ilmiah populer. 

Intinya, artikel opini adalah tulisan yang berisi pendapat penulis tentang data, fakta, fenomena, atau kejadian tertentu dengan maksud dimuat di surat kabar atau majalah.

Ciri Teks Artikel Opini 

Artikel opini termasuk dalam kategori teks eksposisi yang berisi argumen seseorang yang dimuat di surat kabar. 

Di dalam artikel majalah atau surat kabar akan dijumpai bentuk tulisan berupa fakta maupun opini yang disajikan secara beriringan. Berikut adalah pengertian dari fakta dan opini.

1. Fakta

Fakta adalah kenyataan atau peristiwa yang benar-benar ada atau terjadi. Fakta biasanya dapat menjawab pertanyaan apa, siapa, kapan, di mana, atau berapa.

Berikut adalah ciri-ciri fakta:

  • merupakan suatu kebenaran umum;
  • menyertakan bukti berupa data-data yang akurat;
  • mengungkapkan peristiwa yang benar-benar terjadi.

Berikut contoh kalimat fakta.

  • Di Kabupaten Pangandaran terdapat pantai yang indah dan sering dijadikan objek wisata.
  • Tasikmalaya adalah salah satu kota yang ada di Jawa Barat.
  • Julukan untuk Kota Bandung adalah Kota Kembang.

2. Opini 

Opini adalah pendapat, pikiran, atau pendirian seseorang terhadap sesuatu. Opini biasanya dapat menjawab pertanyaan bagaimana dan mengapa.

Berikut adalah penanda-penanda opini dalam suatu paragraf.

  • Menggunakan kutipan kata-kata seseorang, biasanya ditandai dengan adanya tanda baca petik dua (”. . . .”).
  • Menggunakan sudut pandang penulis dalam bentuk penafsiran terhadap fakta.
  • Menggunakan kata yang tidak pasti (mungkin, rasanya, dll).
  • Menggunakan kata yang bertujuan menyampaikan sesuatu (sebaiknya, saran, pendapat, dll).

Inti dari paragraf opini adalah dapat ditemukan kata atau kalimat yang menunjukan bahwa itu adalah sebuah pendapat pribadi ataupun pandangan seseorang yang belum tentu benar, hanya berdasarkan pemikiran seseorang.

Struktur Teks Artikel Opini

Adapun struktur penyajian teks artikel opini adalah sebagai berikut.

1. Pernyataan pendapat (thesis statement) 

  Pernyataan pendapat berisi topik yang akan dikemukakan.

2. Argumentasi (arguments)

Berisi beberapa argumentasi tentang pendapat atau pandangan penulis terhadap masalah yang dikemukakan.

3.  Pernyataan Ulang Pendapat (reiteration)

Penegasan kembali pendapat yang telah dikemukakan agar pembaca yakin dengan pandangan atau pendapat tersebut.

Unsur Kebahasaan Teks Artikel Opini 

Berikut adalah unsur kebahasaan Teks Artikel Opini yang harus dicermati.

1. Adverbia

Adverbia adalah bahasa yang dapat mengekspresikan sikap eksposisi. Agar dapat meyakinkan pembaca, diperlukan ekspresi kepastian, yang bisa dipertegas dengan kata keterangan atau adverbia frekuentatif, seperti selalu, biasanya, sebagian besar, sering, kadang-kadang, dan jarang.

2. Konjungsi

Konjungsi adalah kata atau ungkapan yang menghubungkan dua satuan bahasa yang sederajat, yaitu kata dengan kata, frasa dengan frasa, klausa dengan klausa, serta kalimat dengan kalimat. Konjungsi yang banyak dijumpai pada artikel adalah konjungsi yang digunakan untuk menata argumentasi, seperti pertama, kedua, berikutnya; atau konjungsi yang digunakan untuk memperkuat argumentasi, seperti, selain itu, sebagai contoh, misalnya, padahal, justru; konjungsi yang menyatakan hubungan sebab-akibat, seperti, sejak, sebelumnya, dan sebagainya; konjungsi yang menyatakan harapan, seperti, supaya, dan sebagainya.

3. Kosakata

Kosakata adalah perbendaharaan kata-kata. Supaya teks tersebut mampu meyakinkan pembaca, diperlukan kosakata yang luas dan menarik. Biasanya konten teks yang menarik tersebut mencakup hal-hal berikut.

  • Aktual, sedang menjadi pembicaraan orang banyak atau baru saja terjadi.
  • Fenomenal, yakni luar biasa, hebat, dan dapat dirasakan pancaindra.
  • Editorial, artikel dalam surat kabar yang mengungkapkan pendirian editor atau pemimpin surat kabar.
  • Imajinasi, daya pikir untuk membayangkan (dalam angan-angan).
  • Modalitas, cara pembicara menyatakan sikap terhadap suatu imajinasi dalam komunikasi antarpribadi (barangkali, harus, dan sebagainya).
  • Nukilan, kutipan atau tulisan yang dicantumkan pada suatu benda.
  • Tajuk rencana, karangan pokok dalam surat kabar.
  • Teks opini, teks yang merupakan wadah untuk mengemukakan pendapat atau pikiran.
  • Keterangan aposisi, keterangan yang memberi penjelasan kata benda. Jika ditulis, keterangan ini diapit tanda koma atau tanda pisah atau tanda kurung.

Cara Menulis Teks Artikel Opini

Bahasa dalam artikel menggunakan ragam tulis baku sesuai dengan konteks situasinya. Ragam tulis baku meliputi tata tulis atau ejaan baku, tata bahasa (bentuk kata, kalimat, dan kosakata baku). Selain itu, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menyajikan artikel, di antaranya sebagai berikut.

1. Pola pemecahan topik

Pola ini memecah topik yang masih berada dalam lingkup pembicaraan yang ditemakan menjadi subtopik atau subbagian yang lebih sempit. Kemudian, menganalisisnya masing-masing.

2. Pola masalah dan pemecahannya

Pola ini lebih dahulu mengemukakan masalah, baik itu masalah pokok. maupun beberapa masalah. Namun, masih berada dalam lingkup pokok bahasan utama. Selanjutnya, dianalisis sesuai dengan pendapat pakar/ahli terkait dengan bidang ilmu yang bersangkutan.

3. Pola kronologi

Pola ini menyajikan artikel sesuai dengan kronologi, urutan, kebersinambungan, keberlanjutan bagaimana sesuatu itu terjadi. Dipaparkan secara runut dan runtut.

4. Pola pendapat dan alasan pemikiran 

Pola ini baru dipakai jika penulis menyampaikan pendapat/gagasan/pendapatnya sendiri. Kemudian, berargumen secara jelas tentang hal tersebut.

5. Pola pembandingan

Pola ini sama seperti gaya penulisan komparatif, yaitu dengan membandingkan dua aspek atau lebih dari satu topik lalu menunjukkan persamaan atau perbedaan.

Contoh Teks Artikel Opini 

Contoh teks artikel opini tentang pendidikan

Agar Anak Miskin Terus Sekolah

Nelson Mandela berujar bahwa pendidikan adalah senjata ampuh untuk menguasai dunia. Kata-kata mantan Presiden Afrika Selatan itu menegaskan betapa pentingnya pendidikan dalam mengubah hidup manusia, bahkan bangsa. Bangsa yang maju menandakan setiap warganya bisa mengakses pendidikan dengan baik, termasuk anak miskin sekalipun.

Di Indonesia, setiap orang berhak mendapatkan pendidikan yang layak, seperti digariskan dalam Pasal 31 UUD 1945. Yang menjadi masalah adalah apakah semua anak di Indonesia sudah dapat mengakses pendidikan? Di atas kertas, sekolah memang gratis, tetapi di lapangan masih banyak ditemukan ”iuran” yang harus dibayar oleh siswa kepada sekolah. Dari uang masuk sekolah, uang seragam, buku, uang ujian, hingga iuran-iuran ”bernilai kecil” yang seringkali membuat orang tua miskin terpaksa menyuruh anaknya berhenti sekolah.

Sebentar lagi, misalnya, setelah ujian nasional SMP ini, orang tua para siswa akan dihadapkan oleh beragam keperluan, dari perpisahan hingga pendaftaran ke sekolah lanjutan. Semua itu adalah nilai rupiah yang harus dikeluarkan oleh siswa. Itu belum lagi bagi mereka yang lulus SMA, biaya yang dikeluarkan oleh orang tua siswa untuk masuk perguruan tinggi biayanya lebih besar.

Bagi orang tua siswa yang mampu, tentu saja biaya-biaya itu tak menjadi masalah. Bahkan, mereka rela mengeluarkan biaya lebih besar untuk mendapatkan pendidikan terbaik untuk anaknya. Masalahnya akan mengganjal bagi orang tua tak mampu alias miskin. Akhirnya, tak sedikit dari anak-anak miskin menjadi putus sekolah. 

Sekolah seolah merasa sah saja mengutip ini-itu dari orang tua siswa, dengan berbagai alasan, seperti terlambatnya pencairan dana bantuan operasional sekolah (BOS), kecilnya dana BOS, dan sebagainya. Bahkan, untuk pembangunan fi sik pun, sekolah menarik iuran dari siswa, misalnya untuk membikin pagar, musala, taman, bahkan ruang kelas. Padahal seharusnya itu semua tanggung jawab pemerintah. Lain halnya kalau sekolah swasta.

Sekolah swasta pun, seharusnya, juga memberi perhatian terhadap anak-anak miskin. Negara tetap hadir di sana, misalnya, dengan membuat aturan setiap sekolah swasta wajib menyediakan 20 persen bangku untuk anak-anak miskin dengan biaya murah, bahkan gratis. Sekolah swasta bisa menerapkan subsidi silang untuk bisa menampung anak-anak miskin.

Tak hanya itu, negara perlu berperan untuk mengawasi agar sekolah tidak melanggar hak-hak anak dalam memperoleh pendidikan. Misalnya, melakukan pengawasan yang cukup terhadap kebijakan sekolah, terutama yang berkaitan dengan biaya, agar tidak membebani siswa yang tak mampu. Setiap pungutan jangan dilepas secara sepihak kepada sekolah, melainkan harus mendapat izin dari pemimpin daerah dan dibahas oleh Dewan Perwakilan Rakyat.

Selain itu, aparat pemerintah perlu turun ke kampung-kampung miskin dan mencari anak-anak miskin yang putus sekolah. Jangan sampai ada di antara mereka yang karena tidak ada biaya lalu tidak bisa sekolah. Negara harus hadir dan memiliki tanggung jawab besar terhadap pendidikan anak-anak miskin. Sebab, sekolahlah harapan satu-satunya agar mereka bisa mengubah nasib dan keluar dari jebakan kemiskinan. Dengan bersekolah seperti kata Nelson Mandela di atas, mereka memiliki senjata untuk menguasai dunia.

(Sumber: http// www.tempo.co edisi 12 Mei 2015 oleh Dianing Widya)

Teks teks artikel opini koran

Bahasa Indonesia Paling Populer di Kalangan Anak-Anak Australia

”Anak-anak akan cepat menguasai bahasa asing bila diajak sejak dini.”

KOMPAS.com – Sebuah aplikasi telah dibuat oleh Pemerintah Australia guna mendorong lebih banyak lagi anak-anak Australia belajar bahasa asing. Dari lima bahasa yang diperkenalkan, bahasa Indonesia sejauh ini paling populer. Aplikasi itu dibuat karena, dalam 50 tahun terakhir, murid sekolah di Australia yang belajar bahasa asing turun dari angka 40 persen menjadi sekitar  12 persen ketika mereka berada di kelas XII.

Kini, pemerintah federal Australia melakukan uji coba dengan menciptakan aplikasi untuk anak-anak di bawah lima tahun, ketika mereka berkesempatan mempelajari satu dari lima bahasa asing. Secara keseluruhan ada 35 aplikasi yang dibuat oleh Early Learning Languages Australia (ELLA) yang berisi tujuh aplikasi khusus untuk mempelajari lima bahasa, yaitu Mandarin, Jepang, Indonesia, Prancis, dan Arab. Menteri Pendidikan Australia, Simon Birmingham, mengatakan uji coba ini sudah dilakukan di 41 playgroup (di Australia disebut preschool).

”Uji coba ini memberikan akses bagi anak-anak berusia di bawah lima tahun untuk belajar bahasa asing lewat aplikasi,” kata Birmingham. Senator Birmingham mengatakan, minat untuk belajar bahasa Indonesia sebenarnya menurun di tingkat sekolah menengah di Australia, dalam beberapa tahun terakhir.

Namun, dalam uji coba sejauh ini, bahasa yang populer dalam penggunaan aplikasi ini adalah bahasa Indonesia. ”Bila ada pertanda bahwa kita bisa memberikan dorongan kepada mereka sejak usia dini, itulah yang harus lebih banyak dilakukan,” kata Senator Birmingham. Aplikasi bahasa sambil bermain ini akan diujicobakan di sekitar 1.000 playgroup dengan biaya sekitar 6 juta dollar AS atau setara Rp 60miliar.

Pada tahun 2015, pemerintah federal Australia mengalokasikan dana sebesar 9,8 juta dollar AS untuk melakukan uji coba online untuk mengetahui cara yang efektif dalam mengajarkan bahasa asing kepada anak-anak. Namun, pemerintah berharap, keadaan itu akan berubah. Kini, pemerintah mulai mencari sasaran anak-anak yang lebih muda dengan bantuan aplikasi. Yang menjadi sasaran adalah anak usia antara 4 dan 5 tahun.

Senator Birmingham mengatakan, bila uji coba lanjutan ini dianggap berhasil, aplikasi tersebut akan diberlakukan secara nasional mulai tahun 2017. Ada juga rencana membuat aplikasi untuk pelajaran Matematika dan sains. 

(Sumber: kompas.com, Rabu, 13 Januari 2016).

Demikianlah materi teks artikel opini bahasa Indonesia kelas 12, semoga bermanfaat ya!

Categorized in:

Tagged in: