Materi keenam yang dibahas dalam pelajaran bahasa Indonesia kelas 8 semseter genap adalah materi tentang Teks Ulasan. Materi teks ulasan bahasa Indonesia ini sangat penting dibekali kepada siswa agar mampu meningkatkan sikap kritis dan menguasai keahalian mengulas, menilai, serta mengevaluasi suatu karya.
Nah, dalam tulisan ini, saya akan coba membagikan materi tentang teks ulasan bahasa Indonesia kelas 8 berdasarkan buku teks resmi yang dikeluarkan oleh Kemendikbud. Semoga ini dapat membantu Anda semua.

Materi Teks Ulasan Bahasa Indonesia
Materi yang akan kita bahas kali ini ruang lingkupnya cukup komprehensif. Mulai dari pengertian teks ulasan, tujuan, fungsi, ciri-ciri, jenis, kelebihan & kekurangan, struktur, unsur kebahasaan, cara menulis, dan contoh dari teks ulasan.
Pengertian Teks Ulasan
Teks ulasan adalah suatu teks yang berisi ulasan, penilaian, atau evaluasi terhadap berbagai karya sastra maupun nonsastra.
Karya sastra yang biasanya diulas seperti film, drama, buku fiksi maupun nonfiksi, naskah drama, puisi, lirik lagu. Adapun karya nonsastra yang bisa diulas adalah pertunjukan drama, tarian, konser, karya seni (patung, lukisan, ukiran, cenderamata), produk-produk komersial maupun nonkomersial.
Teks ulasan sering disebut juga dengan resensi. Ketika mengulas suatu karya, pengulas harus bersikap kritis agar hasil ulasannya dapat memberikan kontribusi bagi kemajuan karya tersebut.
Tujuan Teks Ulasan
Teks ulasan memiliki beberapa tujuan, yaitu:
- Menunjukkan pandangan atau penilaian penulis resensi terhadap suatu karya
- Memberikan informsi kepada publik tentang kelayakan yang dimiliki suatu karya
- Membantu pembaca untuk mengetahui isi suatu karya
- Memberikan informasi kepada pembaca tentang kelebihan dan kekurangan karya yang diulas atau diresensi
- Mengetahui perbandingan karyaa tersebut dengan karya lain yang sejenis
- Memberikan informasi yang komprehensif tentang suatu karya.
- Memberi tahu dan mengajak pembaca untuk merenungkan, memikirkan dan mendiskusikan masalah yang terdapat dalam suatu karya.
- Memberikan pertimbangan pada pembaca apakah suatu karya tersebut pantas untuk dinikmati atau tidak.
- Memudahkan pembaca dalam memahami hubungan suatu karya dengan karya lain yang serupa.
- Memberikan pertimbangan bagi pembaca sebelum memutuskan untuk memilih, membeli dan menikmati suatu karya.
Fungsi Teks Ulasan
Fungsi teks ulasan antara lain sebagai berikut:
- Dapat memengaruhi pembaca untuk lebih jelas melihat karya yang sedang diulas.
- Sebagai bentuk media pengenalan.
- Dapat diartikan sebagai bentuk penilaian terhadap suatu karya yang diulas.
- Bentuk bukti dan perhatian terhadap karya yang patut diakui dan perlu dilihat.
Ciri Ciri Teks Ulasan
Adapun ciri-ciri teks ulasan sebagai berikut:
- Teks ini memiliki struktur yang terdiri atas 4, yaitu: orientasi, tafsiran, evaluasi dan rangkuman.
- Teks ini berisi informasi yang menonjol terhadap unsur-unsur karya yang sedang diulas berdasarkan pandangan atau opini dari penulis terhadap suatu karya.
- Memberikan sebuah opini berdasarkan fakta yang ada pada karya tersebut.
- Nama lain/biasa dikenal atau disebut dengan istilah yaitu resensi.
Jenis jenis teks ulasan
Jenis teks ulasan berdasarkan objek yang diulas, diantaranya yaitu:
- Ulasan buku, dibedakan ke dalam dua macam, yaitu: Sastra (novel, sastra, roman) & buku faktual yang tidak bersifat imajinatif, yaitu: Biografi, jurnal, esai ilmiah, buku pengetahuan, dan lainnya.
- Ulasan film, adalah ulasan yang mengulas film atau sejenisnya. Contoh: Serial tv, film, sinetron, dan lainnya.
- Ulasan pementasan, adalah ulasan yang mengulas aktivitas yang dipentaskan. Contoh: Teater, pentas tari, pentas musik, wayang, dan lainnya.
- Ulasan karya seni, adalah ulasan yang mengulas bentuk – bentuk karya seni. Contoh: Lukisan, karya dekorasi, patung, dan lainnya.
Kelebihan dan Kekurangan Teks Ulasan
Berikut adalah beberapa kelebihan dan kekurangan yang ada pada teks ulasan, antara lain:
1. Kelebihan
- Kalian akan dilatih untuk menghargai serta senantiasa kritis ketika memahami sebuah karya.
- Menambah pemahaman dan pengetahuan terkait sebuah karya, baik itu berhubungan dengan isi serta kualitas dari suatu karya.
2. Kekurangan
- Pilihan kata yang digunakan oleh pengulas tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang baik & benar sehingga sering kali menimbulkan pemahaman yang berbeda dari pembaca dengan penulis.
- Pemahaman pengulas ini amat kurang terkait unsur-unsur teks ulasan sehingga informasi terkait karya itu tidak lengkap.
Struktur Teks Ulasan
1. Identitas Karya (Buku)
Identitas karya dalam konteks karya sastra mencakup:
- judul,
- pengarang,
- penerbit,
- tahun terbit,
- tebal halaman, dan ukuran buku.
Bagian ini mungkin saja tidak dinyatakan secara langsung. Hal itu seperti yang tampak pada teks ulasan film dan lagu.
2. Orientasi
Orientasi merupakan bagian pertama yang menjelaskan tentang gambaran umum sebuah karya baik film, drama maupun sebuah buku yang akan diulas. Bagian orientasi memberikan penjelasan kepada pembaca mengenai apa yang akan diulas.
3. Sinopsis
Sinopsis berupa ringkasan yang menggambarkan pemahaman penulis terhadap isi suatu karya yang akan diulas.
4. Analisis
Analisis berupa paparan tentang keberadaaan unsur-unsur cerita, seperti tema, penokohan, dan alur.
5. Evaluasi
Evluasi berupa paparan penulis tentang kelebihan dan kekurangan suatu karya.
6. Rangkuman/Rekomendasi
Rangkuman merupakan suatu bagian yang isinya berupa simpulan dari ulasan pada sebuah karya.
Bagian rangkuman ini juga turut memuat komentar sekaligus rekomendasi si penulis, apakah hasil karya itu memiliki kualitas bagus (layak) atau tidak untuk ditonton atau dibaca.
Unsur Kebahasaan Teks Ulasan
Seperti halnya jenis teks lainnya, teks ulasan memiliki kekhasan kaidah kebahasannya. Seperti yang tampak pada contoh-contoh di depan, bahwa karakteristik dari kebahasaan teks ulasan sebagai berikut.
a. Banyak menggunakan konjungsi penerang, seperti bahwa, yakni, yaitu.
Contoh:
Hasan merasa bahwa semua itu terjadi karena perbuatan Anwar. Ia menaruh dendam kepada Anwar dan berniat membunuhnya.
Novel ini banyak memberikan pelajaran pada pembacanya, antara lain, bahwa kita harus pandai bergaul dengan orang lain.
b. Banyak menggunakan konjungsi temporal, seperti sejak, semenjak, kemudian, akhirnya.
Contoh:
Sejak saat itulah, pemahaman Hasan tentang agama mulai berubah. Ia mulai meragukan keberadaan Tuhan.
Kemudian, ia mencari Anwar.
c. Banyak menggunakan konjungsi penyebab, seperti karena, sebab.
Contoh:
Akan tetapi, karena Rusli juga pandai bicara, kemudian dialah yang berbalik memengaruhi Hasan.
Lama-kelamaan Hasan cemburu karena hubungan Kartini dengan Anwar semakin dekat.
d. Menggunakan pernyataan-pernyataan yang berupa saran atau rekomendasi pada bagian akhir teks.
Hal ini ditandai oleh kata jangan, harus, hendaknya,
Contoh :
Jangan sampai salah pergaulan hingga pada akhirnya kita malah tersesat. Bahkan, sampai mengingkari ajaran agama.
Kita harus senantiasa berpegang teguh pada agama dan selalu meyakini dengan keberadaan Tuhan Semesta Alam.
Nilai moral yang kedua adalah hendaknya kita mau memaafkan kesalahan orang lain yang sudah bertaubat.
Cara Menulis Teks Ulasan
Berikut adalah tahapan untuk menulis teks ulasan, antara lain:
- Mencatat identitas buku atau karya lain yang nantinya akan diulas yang mencangkup judul karya, penulis, pihak lain yang memiliki peranan penting (sutradara dan lainnya) serta tanggal terbit.
- Mencatat beragam hal menarik yang akan menjadi pesona utama di dalam karya yang akan diulas.
- Menganalisis lalu menelaah kelebihan serta kekurangan isi dari suatu karya yang akan diulas.
- Membuat simpulan terkait isi serta kesan secara keseluruhan yang diperoleh selepas membaca atau menikmati karya.
- Membuat saran yang menunjukkan sebuah aksi konkret yang bisa dikerjakan atau harapan kepada karya yang diulas.
Contoh Teks Ulasan
Contoh Teks Ulasan Novel Atheis
Identitas Buku
Judul : Atheis
Pengarang : Achdiat K. Mihardja
Penerbit : Balai Pustaka
Tahun terbit : 1949 (cetakan pertama)
Tebal halaman : 232 halaman
Atheis merupakan salah satu novel terbaik yang memperoleh hadiah tahunan Pemerintah RI tahun 1969. R.J. Maguire menerjemahkan novel ini ke bahasa Inggris tahun 1972. Sementara itu, Sjuman Djaya mengangkatnya ke layar perak tahun 1974 dengan judul yang sama.
Novel ini menceritakan perjalanan hidup tokoh Hasan. Dari kecil ia dididik menjadi anak yang saleh. Ia begitu taat beribadah. Begitu juga dengan orang tuanya adalah pemeluk Islam yang fanatik. Orang tua Hasan menyekolahkan di MULO.
Di sekolah itu dia bertemu dengan seorang gadis cantik yang bernama Rukmini. Hubungan keduanya semakin akrab. Mereka saling jatuh cinta. Rupanya kisah cinta mereka tidak bisa berlangsung lama. Oleh orang tuanya, Rukmini disuruh kembali ke Jakarta. Ia akan dipinang oleh seorang saudagar kaya. Ia menuruti nasihat orang tuanya dengan menerima pinangan saudagar kaya tersebut meski pernikahan itu tidak disertai rasa cinta.
Kejadian itu membuat hati Hasan hancur. Ia menjadi frustrasi. Untuk menghilangkan bayangan Rukmini dari hidupnya, ia mengikuti aliran tarekat seperti yang telah lama dianut orang tuanya. Ia semakin taat beribadah. Akan tetapi, kehidupannya berubah ketika dia bertemu teman lamanya, yaitu Rusli. Temannya itu datang bersama seorang wanita cantik bernama Kartini. Ia adalah perempuan modern dan pergaulannya bebas. Ia juga seorang janda. Ternyata sejak perjumpaan itu, Hasan menaruh hati pada Kartini. Alasannya, Kartini memiliki karakter yang hampir sama dengan Rukmini.
Semenjak Hasan mencintai Kartini, dia pun juga bergaul dengan teman- teman Kartini. Hasan mencoba untuk menyadarkan Kartini dan Rusli dengan memberikan ceramah-ceramahnya. Akan tetapi, karena Rusli juga pandai bicara, kemudian dialah yang berbalik memengaruhi Hasan. Tanpa disadari, pemikiran- pemikiran Rusli melekat di kepala Hasan. Mulanya, Hasan tidak terpengaruh. Namun, keyakinannya mulai goyah ketika dia dikenalkan dengan seorang yang tidak percaya Tuhan, yaitu Anwar. Pengetahuan Anwar tentang ketuhanan begitu luas.
Sejak saat itulah pemahaman Hasan tentang agama mulai berubah. Ia mulai meragukan keberadaan Tuhan. Hasan semakin tersesat dari agama. Pergaulannya semakin bebas. Ia kemudian menikahi Kartini. Pernikahan mereka didasarkan atas rasa suka sama suka. Pernikahan mereka ternyata tidak bahagia. Kehidupan rumah tangga mereka berantakan. Pergaulan Kartini semakin bebas. Lama– kelamaan Hasan cemburu karena hubungan Kartini dengan Anwar semakin dekat. Hasan menganggap Kartini telah selingkuh.
Kejadian itu telah menyadarkan kembali Hasan tentang agama. Ia menyesal dan merasa berdosa atas apa yang telah diperbuat. Pergaulan bebasnya dengan teman-teman yang tidak percaya Tuhan membuatnya tersesat dan ragu dengan keberadaan Tuhan.
Hasan memutuskan bercerai dengan Kartini dan ia pun pulang kampung.Ia ingin meminta maaf kepada ayahnya. Sesampainya di kampung, ia menjumpai ayahnya sedang sakit keras. Ternyata ayahnya tidak mau memaafkan Hasan, bahkan sampai maut menjemputnya. Ayah Hasan tetap berada pada pendirianya.
Hasan merasa bahwa semua itu terjadi karena perbuatan Anwar. Ia menaruh dendam pada Anwar dan berniat membunuhnya. Pada suatu malam, ia melaksanakan rencana itu. Kemudian, ia mencari Anwar. Karena pada waktu itu situasi sedang tidak aman, diberlakukanlah jam malam. Nahas menimpa Hasan. Belum sempat melaksanakan niatnya, ia malah tertembak. Akan tetapi, sebelum meninggal, ia masih sempat mengingat Allah dengan berkali-kali menyebut asma-Nya.
Novel ini banyak memberikan pelajaran kepada pembacanya. Kita harus pandai bergaul dengan orang lain. Jangan sampai salah pergaulan hingga pada akhirnya kita malah tersesat, bahkan sampai mengingkari ajaran agama. Kita harus senantiasa berpegang teguh pada agama dan selalu meyakini keberadaan Tuhan.
Contoh Teks Ulasan Film Laskar Pelangi
Film ”Laskar Pelangi” adalah sebuah adaptasi dari novel Andrea Hirata dengan judul yang sama. Film ini berlokasi di Belitong, Sumatra. Film ini diawali dengan tokoh Ikal dewasa (Lukman Sardi) yang kembali ke tanah kelahirannya setelah merantau. Dia lalu flash back ke masa kecilnya dulu sewaktu masih di SD Muhammadiyah yang sederhana dengan dua guru yang bersahaja, Bu Muslimah (Cut Mini) dan Pak Harfan (Ikranagara).
Lima tahun berlalu dan film bercerita tentang anggota Laskar Pelangi kelimanya duduk di kelas V, melalui sudut pandang Ikal kecil (Zulfani). Selain Ikal, ada juga tokoh Lintang (Ferdian) yang amat jenius dan Mahar (Verrys Yamarno) yang menunjukkan bakat seni luar biasa. Tokoh-tokoh yang lain adalah Akiong, Harun, Sahara, dan Kucai.
Keputusan penting sutradara Riri Riza dan produser Mira Lesmana yang memilih anak-anak asli Belitong sebagai pemain ternyata tepat. Mereka bisa menyelami karakter masing-masing walaupun tidak punya pengalaman akting sebelumnya. Memang, Riri dan Mira terkenal akan kemampuannya mengorbitkan bakat-bakat baru seperti yang terjadi pada Rachel Maryam.
Zulfani dan Ferdian menunjukkan penampilan yang luar biasa sebagai orang baru dalam dunia akting tanpa pengalaman. Kepolosan mereka terasa sangat natural, berbeda dengan bintang-bintang cilik lain yang sering mondar-mandir di layar televisi kita. Anda pasti tanpa sadar tersenyum saat menyaksikan kisah cinta Ikal dengan seorang gadis Tionghoa yang ditemuinya di pasar, menunjukkan betapa naturalnya penampilan dia.
Inti dari film ini, secara emosional, sebenarnya Lintang. Penonton langsung jatuh cinta sejak kemunculan pertama Ikal di layar. Sebagai anak termiskin dari sebuah komunitas miskin, gayanya yang terengah-engah menggenjot sepeda yang terlalu besar untuknya adalah sebuah scene tak terlupakan. Sementara itu, aktor veteran Ikranagara, memberikan penampilan memukau sebagai Pak Harfan. Dia sukses membawakan karakter guru senior yang bersemangat, baik hati, dan sanggup mengambil hati anak-anak asuhannya.
Skenarionya agak berbeda dibanding cerita di novel dengan penambahan beberapa karakter guru yang tidak dituliskan oleh Andrea. Sebuah hal yang wajar, tentu saja. Memang ini film lawas keluaran 2008. Akan tetapi, tidak ada ruginya menonton ”Laskar Pelangi” berkali-kali karena film ini memang “beda” dan berani melawan arus utama sinema Indonesia. (resensifilmbagus.blogspot.com. dengan beberapa penyesuaian)